Mudik 2015 part2 (Semua kembali padaNya))


Sesaat setelah kami masuk ke dalam kereta, saya keluar gerbong untuk mencari udara segar. Sementara istri saya tetap berada di dalamnya, dan kereta masih kira-kira setengah jam lagi akan berangkat. Tiba-tiba istri saya menelepon, dengan suara yang agak parau.
“Mas, barusan ditelepon ibu Mas…Kung sudah ndak ada….”
Mendengar itu saya langsung cepat-cepat kembali ke dalam gerbong. Saya melihat dia sudah duduk membungkuk, menyembunyikan wajahnya yang mulai dibasahi air mata.

Beberapa hari yang lalu, ibu mertua saya mengabari bahwa Kung (demikian istri saya biasa memanggil kakeknya)  dibawa ke rumah sakit di Jember. Istri saya kaget, sebab sebelumnya dia mimpi Kung dan berniat menelepon beliau tapi entah mengapa selalu tidak jadi.

Akhirnya dia menelepon paman dan ibunya untuk bertanya tentang kebenaran berita tersebut, kapan Kung dimakamkan, dan lainnya. Dia pun meminta tolong saya untuk memberi kabar kepada saudara-saudara di Wonogiri.

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun….
Selamat jalan, Kung…. Semoga Alloh menerima semua amal ibadah Kung….
Allohummaghfirlahu, warhamhu, wa’afihi wa’fu ‘anhu…..

“Sejatinya aku tak kehilangan, karena ia bukan milikku melainkan milik-Nya. Sejatinya ia tak pergi, melainkan menghadap kepada yang memilikinya” (ZMP, 2015)


2 responses to “Mudik 2015 part2 (Semua kembali padaNya))”

  1. Pa Adam dan istri…kami turut berduka cita.
    Innalillahi wa inna ilaihi rojiun….
    Allohummaghfirlahu, warhamhu, wa’afihi wa’fu ‘anhu
    Allahumma tahrimna ajraahu walaa taftinaa ba’dahu.
    Allahumma firlana wali waalidaya, wali ikhwaninaa sabaquna bil iiman,
    Wa laa taj’al fiiquluubina ghilla liladzinaa amanu, innaka raufurrahiim..

    Fii barokatin alfatihah…
    Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *